tag:blogger.com,1999:blog-81908300039467090102024-03-13T15:16:27.019-07:00Tutorial penggunaan kamera DSLRAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-16068431112315885062013-05-14T18:39:00.001-07:002013-05-14T18:39:40.335-07:00Sejarah Kamera Canon<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="entry-header" style="border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; color: #666666; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<h2 class="post-title entry-title" style="border: 0px; clear: both; color: #222222; font-size: 22px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 26px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #666666; font-size: 13px; line-height: 19px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Seperti semua perusahaan-perusahaan besar dari jepang lainnya, Canon dimulai oleh seseorang yang biasa saja.</span></span></h2>
</div>
<div class="post-body entry-content" style="border: 0px; color: #666666; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 1.5em 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/yoshi.jpg?w=100" /><br />Goro Yoshida (1900-1993) dilahirkan di Hiroshima dan tidak pernah tamat SMA. Dia lah yang menjadi cikal bakal adanya kamera Canon. Dia bekerja disebuah perusahaan tempat developing film dan tempat perbaikan kamera. Selama masa dia bekerja dia pernah membongkar kamera yang sangat tenar waktu itu, Leica. Leica adalah kamera buatan Jerman dan harganya sangat tinggi hingga digambarkan dengan gaji tertinggi lulusan dari universitas paling elit saat itu adalah 70 yen dan harga sebuah kamera Leica adalah 420 yen. (gila dong..)<br />Yoshida mempelajari isi dari kamera tersebut dan dia kesal setelah melihat isi dari kamera tersebut. Didalamnya tidak terdapat barang yang mahal seperti berlian. Semua benda mekanik terbuat dari kuningan, alumunium, besi, dan karet. Dia kesal karena mengapa material yang harganya sangat murah bisa menjadi benda yang sangat mahal.<br /><a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/uchi.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/uchi.jpg?w=100" style="border: 0px;" /></a> <a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/mae.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/mae.jpg?w=100" style="border: 0px;" /></a><br />Bersama dengan iparnya Saburo Uchida (1899-1982) dan Takeo Maeda (1909-1977), Yoshida mendirikan Precision Optical Instruments Laboratory pada tahun 1933 dan berhasil membuat kamera 35mm rangefinder prototype yang dinamakan Kwanon “Leica model II”.<br /><a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1934_kan_cm.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1934_kan_cm.jpg?w=120" style="border: 0px;" /></a> <a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/kasyapa.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/kasyapa.jpg?w=100" style="border: 0px;" /></a> <a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1934_kan.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1934_kan.jpg?w=150" style="border: 0px;" /></a><br />Nama “Kwanon” diambil dari dewa umat Buddha yaitu Kwannon dewa pengasih. Dan bahkan lensanya pun diberi nama “Kyasapa” yang diambil dari Mahakyasapa yaitu murid dari Buddha.<br />Namun pada tahun 1934, Yoshida mengundurkan diri dari laboratorium itu, karena dia berfikir bahwa Precision Optical Instruments Laboratory sudah tidak seperti yang dia inginkan.<br />Dengan semakin banyaknya penelitian, Precision Optical Instruments Laboratory merasakan bahwa mereka tidak menemukan kemajuan dalam memproduksi lensa yang notabene hal ini adalah yang paling penting dalam pembuatan kamera. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bekerjasama dengan perusahaan pembuat lensa Nippon Kogaku Kogyo (yang sekarang menjadi Nikon Corp.) Nippon Kogaku adalah perusahaan besar pembuat peralatan optik yang secara khusus menangani peralatan militer pada saat itu. Dan kebetulan dibawah kepemimpinan perusahaan yang baru, mereka akam mencoba pasar domestik. Sehingga ajakan Precision Optical Instruments Laboratory untuk bekerja sama dalam membuat kamera mendapat sambutan yang sangat baik. Kerja sama mereka menghasilkan produk masal pertama mereka yang diberi nama “Hansa Canon”<br /><br /><a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1936_hyo-han.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1936_hyo-han.jpg?w=150" style="border: 0px;" /></a><br />Pada February l936 Hansa Canon dengan lensa Nikkor 50mm f3.5 resmi diluncurkan dan dipasarkan ke publik Jepang dengan harga 275 yen dan diumumkan sebagai kamera 35mm rangefinder buatan jepang pertama dengan kualitas tinggi.<br />Setelah itu nama kwanon berubah menjadi Canon.<br />Untuk membantu pemasarannya waktu itu, Precision Optical Instruments Laboratory bekerja sama dengan Omiya Shashin Yohin Co., Ltd. (Toko kamera dan accesories Omiya) Dan bahkan nama Hansa pada Hansa Canon merupakan merk dagang yang diberikan oleh Omiya sendiri.<br />Seiring perkembangannya nama perusahaan pemegang merk Canon mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada Juni l936 Precision Optical Instruments Laboratory berubah menjadi Japan Precision Optical Instruments Laboratory. Pada 10 Agustus 1937 Japan Precision Optical Instruments Laboratory merubah bentuk kepemilikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan saham gabungan, dan merubah nama perusahaan tersebut menjadi Precision Optical Industry Co., Ltd dan tanggal tersebut ditentukan sebagai tanggal lahir Canon Inc.<br /><a href="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/mitarai.jpg" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/mitarai.jpg?w=100" style="border: 0px;" /></a><br />Takeshi Mitarai (1901-1984) yang pada waktu itu sebagai presiden dari Precision Optical Industry Co., Ltd mendengar keluhan dari konsumen yang sulit mengingat nama perusahaan produsen kamera Canon mereka, sehingga Mitarai memutuskan merubah nama Precision Optical Industry Co., Ltd menjadi Canon Camera Co., Ltd pada 15 September 1947 . Perkembangan kamera Canon sangat positif hingga dikabarkan bahwa kualitas kamera Canon sebanding dengan kamera Leica. Hingga pada tahun 1954, Leica mengeluarkan produknya “Leica M3″ yang berhasil memukul mundur semua kompetitor nya saat itu. Canon pun merasa harus mencari jalan lain agar bisa tetap menjadi pemimpin di pasar kamera.<br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1959_flex_cl_l.jpg?w=209" /><br />Dan pada akhirnya Canon Camera Co., Ltd memutuskan untuk berkonsentrasi pada pengembangan kamera Single Lens Reflex (SLR) karena mereka pikir bahwa dengan pemikiran dan pengembangan meraka, kamera SLR bisa sangat unggul dari kamera Rangefinder. Pada Mei 1959 Canon meluncurkan Canonflex sebagai SLR pertama mereka. September 1968 produksi kamera Canon Luxury 35mm rangefinder yang sudah menjadi tradisi Canon sejak kamera perdana mereka Kwanon, resmidiscontinue yang menjadikan type “7S” sebagai produk 35mm Rangefinder Hi-end terakhir dari Canon.<br />Pada ulang tahun Canon Camera Co., Ltd yang ke 30, presiden Mitarai berkata dalam pidatonya,<br />” Untuk memperkokoh kemakmuran perusahaan kita tahun ini, kita harus memegang kamera di tangan kanan, mesin-mesin bisnis dan peralatan optik khusus di tangan kiri. Pada saat yang sama, kita harus secara substansial meningkatkan ekspor kita”.<br />Dan perkataan itu menjadi pedoman perusahaan sehingga pada 1960 mereka secara resmi mulai memasuki bidang elektronik seperti mesin fotokopi, peralatan optik khusus dan lain sebagainya. Sehingga pada 1 Maret 1969 Canon Camera Co., Ltd kembali merubah nama mereka menjadi Canon Inc sampai sekarang.<br />1. Kwanon, kamera pertama Canon. (1933)<br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1934_kan_cm1.jpg?w=120" /><br />Kwanon 35mm Rangefinder adalah cikal bakal kamera Canon yang iklannya pertama muncul di Asahi Camera Magazine tahun 1934. Kamera ini tidak pernah diproduksi masal, dan bahkan apa yang ada pada majalah adalah merupakan model kayu saja tanpa bisa di operasikan. Namun Yoshida sang founder mengaku pernah membuat prototype Kwanon sebanyak 10 buah.<br />2. Hansa Canon, kamera produksi masal pertama Canon. (1936-1939)<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1936_hyo-han28129.jpg?w=150" /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/hansa1940_b.jpeg?w=200" /><br />Hansa Canon 35mm Rangefinder adalah kamera produksi masal pertama yang dijual secara komersil oleh Presision Optical Instrument Laboratory (nama awal Canon Inc) yang merupakan hasil kerjasama dengan Nippon Kogaku Kogyo (cikal bakal Nikon Corp). Hansa adalah merk dagang dari perusahaan distributor kamera Omiya Shashin Yohin Co., Ltd yang menjadi agen tunggal penjual kamera tersebut. Kamera ini adalah kamera pertama buatan Jepang.<br />3. Canon Seiki Kogaku, kamera 35mm Rangefinder (1939-1944)<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/seiki_canon_sii-47b.jpeg?w=200" /><br />Adalah kamera yang sama dengan Hansa Canon namun tanpa gravir “Hansa” pada body kamera setelah Omiya Shashin Yohin Co., Ltd memutuskan untuk hanya memakai nama Canon dalam kamera tersebut. Dan seterusnya ditambahkan gravir Seiki-Kogaku pada body kamera. Beberapa model yang dikeluarkan adalah “Standard Model,” “S atau Newest Model,” “J atau Popular Model” and “NS atau New Standard Model.”<br />4. Canon Seiki Kogaku (post war), kamera 35mm Rangefinder (1946-1968)<br />Line up kamera Canon di masa kebangkitan kembali setelah sempat berhenti berproduksi selama puncak perang dunia kedua.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1946_j2.jpg?w=200" /><br />Produk pertama yang mereka produksi kembali setelah perang (post war) adalah type “J II” yang merupakan kelanjutan dari type “J” terdahulu. Namun semua part yang digunakan merupakan sisa2 dari produksi type “J” mereka terdahulu.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1946_s2_l.jpg?w=200" /><br />Dengan terus bertambahnya keuntungan dari perusaan, pada oktober 1946 mereka berhasil meluncurkan type “S II” yang merupakan type orisinil buatan Canon dan tidak meniru dari model Leica lagi. Pada type ini mereka sudah memakai lensa buatan mereka sendiri dengan nama “Serenar”(yang sebelumnya memakai lensa buatan Nippon Kigaku yang bernama Nikkor Lens). Pengembangan ini sebetulnya sudah dilakukan sejak 1937 oleh engineer mereka.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1949_2b_l.jpg?w=200" /><br />Selama masa ini juga dilakukan pengembangan terhadap teknologi yang digunakan pada kamera buatan mereka. Seperti pada type “II B” dilakukan pengembangan pada viewfinder kamera menjadi 3 pilihan mode. Sehingga pemakaian viewfinder dapat di sesuaikan dengan lensa yang berbeda. Pengembangan inilah yang dijadikan sebagai tonggak awal dari pengembangan lainnya oleh Canon. Banyak pengembangan yang terjadi setelahnya pada kamera Canon, seperti:<br /><br />Slow speed Shutter;<br />Fast shutter speed;<br />Fix Focal Plane Shutter;<br />Electronic Flash Syncronization;<br />Penggantian roll kamera di belakanga kamera (sebelumnya dari bawah)<br />Pengembangan lensa Serenar 50mm f1.8 type Gaussian menjadi tanpa flare yang selanjutnya membuat lensa tersebut menjadi Historical Masterpiece Lens. Dan nama Serenar digantikan dengan Canon pada body lensa pada pengembangan selanjutnya.<br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/sere_50_18_l.jpg?w=199" />Fast winding trigger<br />Built-in exposure meter<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1954_4sb_k_l.jpg?w=200" /><br />Seiring dengan banyaknya pengembangan2 yang dilakukan oleh tim engineering Canon terhadap kamera mereka, membuat kualitas kamera 35mm Rangefinder buatan mereka menjadi sangat baik. Salah satu contohnya adalah type “IV Sb2″ yang mempunyai Electronic Flash Sync pertama. Model ini dinilai sebagai Masterpiece-nya Canon dan bahkan karena model inilah Canon sempat juga dinyatakan sejajar dengan Leica pada waktu itu, sebelum akhirnya Leica mengeluarkan type “M3″<br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/leica-m3-index.jpg?w=200" /><br />Kehadiran “M3″ membuat para engineer dari Canon merasa terancam. Mereka menilai “M3″ dikerjakan dengan sangat sempurna. Hingga mereka merasa tidak yakin akan tetap bisa bertahan jika tetap mempertahankan untuk tetap memroduksi kamera 35mm Rangefinder. Dengan alasan itulah Canon mulai serius untuk mendalami kamera Single Lens Reflex (SLR).<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1961_7.jpg?w=218" /><br />Meski mereka sudah serius dalam penggarapan SLR, namun Canon tetap memproduksi Hi-end 35mm Rangefinder. Dua type terakhir mereka “7″ dan “7S” ternyata sangat berhasil dan sangat diminati oleh para pengguna kamera saat itu. Namun kesuksesan itu tidak semata-mata membuat Canon tetap bertahan pada produksi 35mm Rangefinder. “7S” adalah kamera Luxurius 35mm Rangefinder produksi terakhir dari Canon sekaligus menutup 32 tahun tradisi Canon dalam memproduksi Luxury 35mm Rangefinder Camera mereka sejak pertama kali Kwanon dibuat.<br />5. Canon 35mm film lens shutter camera, (1961-2005)<br />Ketika Canon memulai untuk berpindah produksi mereka dari 35mm Rangfinder menjadi SLR, Canon mulai mencari alternatif lain untuk bisa sedikitnya menggantikan posisi 35mm Rangefinder mereka.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1961_net.jpg?w=209" /><br />Canon merasa reputasi mereka dalam pembuatan kamera 35mm Rangefinder sangat diakui oleh para konsumen. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memproduksi kamera jenis ini sebagai range produk mereka. Pada januari 1961 mereka meluncurkan Canonet sebagai Canon’s first intermediate-class, Lens-Shutter 35mm camera. Dan keberhasilan pendahulunya tetap bisa diikuti oleh Canonet. Hal itu dibuktikan dengan prestasi penjualannya dalam 2,5 tahun Canonet sudah terjual sebanyak 1juta buah.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1963_dm.jpg?w=209" /><br />Pada september 1969 olimpus-pen merupakan kamera pertama di jepang dengan format Half Frame. Dan pada Februari 1963 Canon meluncurkan DEMI. DEMI di ambil dari bahasa Francis yang artinya setengah. Canon membangun DEMI untuk lebih melebarkan pasar Canon dalam hal penjualan kamera. Diluncurkannya Canonet dan Demi adalah awalan untuk banyak perubahan kedepan. Canonet dan Demi adalah cikal bakal dari kamera poket yang sering kita pakai sekarang. Meskipun Canonet dan Demi ditunjukan untuk pasar menengah, namun dalam perkembangannya Canon tetap menawarkan format kamera jenis ini dalam berbagai varian dan segmen pasar. Berikut adalah beberapa jenis pengembangan dari jenis kamera tersebut:<br /><br />Canonet (1961-1972)<br />Demi (1963-1967)<br />Snappy (1982-1998)<br />ELPH (1996-2002)<br />SureShot (1979-2005)<br />6. Canon Single Lens Reflex (SLR), kamera SLR buatan Canon(1959-2004)<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1959_flex.jpg?w=200" /><br />Sejak Canon memutuskan untuk berpindah ke jalur ke SLR, sebetulnya pada waktu itu sudah ada 8 model SLR yang beredar dipasaran.<br />Canon Flex adalah SLR pertama buatan Canon yang diluncurkan pada Mei 1959. Kamera ini menggunakan mount lensa dengan type R. Sehingga semua kamera dengan mount type ini dinamakan kamera seri R. Kamera seri R yang diluncurkan adalah “Flex”, “Flex RP”, “Flex R2000″, “Flex RM”. Pada tahun yang sama tepatnya bulan Juni, Nikon juga meluncurkan produk mereka yaitu “Nikon F” (kamera SLR pertama buatan Nikon).<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1963_nex.jpg?w=200" /><br />Canonex adalah kamera Canon Lens Shutter (shutter pada lensa) pertama dan terakhir yang di produksi oleh Canon. Kamera ini dibuat karena pada waktu itu pasar eropa sangat tinggi permintaanya pada kamera jenis tersebut. Pada kamera ini masih menggunakan mount lensa jenis S (mounting lensa berbentuk ulir dengan standar kamera Leica).<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1964_fx.jpg?w=200" />Canon “FX” yang diluncurkan pada April 1964 adalah pengembangan SLR Canon untuk lebih mempermudah pemakaiannya. Kamera seri ini memakai mount lensa dengan tipe “FL”. Kelebihan pada mount ini adalah memungkinkan untuk melakukan TTL (trough the lens) metering karena kamera dan aperture pada lensa bisa berkomunikasi secara mekanik. Beberapa type kamera yang di luncurkan sebagai seri FL (dengan mount FL) adalah “FX”, “FP”, “PELLIX”, “FTQL”, “PELLIX QL”, “TL”.<img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1969_exee.jpg?w=200" /><br />EXee adalah type kamera pertama di jajaran kamera Canon dengan fasilitas elemen depan kamera yang bisa di tukar (interchangeable) dengan sistem ulir atau type EX namun rear elemen (lensa bagian belakang) tetap menempel pada body. Diluncurkan pada oktober 1969, kamera ini adalah seri pertama dengan seri EX. Kamera yang diluncurkan dengan mount lensa EX adalah “EXee” dan “EX AUTO”(februari 1972).<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1971_f1.jpg?w=200" /><br />F-1 merupakan kamera pembuka tradisi Top-of-the line Canon pada line-up SLR. Diluncurkan pada Maret 1971 “F-1″ diciptakan untuk pemakai kelas Pro. Mempunyai ketahan yang tinggi terhadap perubahan suhu dan cycle mencapai 100000. F-1 merupakan kamera pertama yang memperkenalkan mount FD pada pengguna kamera SLR Canon. Yaitu pengembangan mounting lensa setelah FL. Kelebihan pada mounting ini adalah sudah menggunakan aperture otomatis dan sistem pengunci lensa yang menggunakan sistem breach lock ring. Kehandalan F-1 sangat diakui oleh para pengguna kamera. Namun karena kamera tersebut ditunjukan untuk kalangan profesional, harga yang ditawarkan menjadi ganjalan.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1971_ftb.jpg?w=200" /><br />Hingga akhirnya dengan spek yang hampir sama namun dengan harga yang cukup rasional Canon mengeluarkan FTb untuk menjawabnya. Meski tidak sehebat F-1, FTb terbukti mampu menjawab keinginan pasar terhadap kamera SLR. FTb berhasil terjual sebanyak 1juta unit hanya dalam waktu 3 tahun sejak kamera ini diluncurkan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengembangan SLR juga berkembang kearah positif. Penggunaan elektronik dan mikroprosessor mulai diterapkan dalam teknologi SLR agar lebih mudah untuk digunakan oleh para penggunanya.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1978_a1.jpg?w=200" /><br />A-1 adalah pengembangan dari AE-1 (kamera dengan Auto Exposure Canon pertama). Pada A-1 sistem elektronik mulai disempurnakan dengan digunakannya mikrokomputer pada kamera untuk pengaturan shutter speed-priority AE dan mode aperture-priority AE, juga mode fully automatic program AE. Penggunaan mikrokomputer pada kamera oleh Canon merupakan yang pertama didunia. Penggunaan mikrokomputer sangat membantu memudahkan pemakaian kamera. Selain itu mikrokomputer membuat biaya produksi terbilah murah, karena banyak hal yang terintegrasikan didalamnya. Dengan adanya perkembangan yang cukup signifikan tersebut, Canon ingin tetap memberikan yang terbaik pada jajaran Top-of-the-line nya sehingga Canon kembali meliris New F-1 pada september 1981, seputuh tahun semenjak F-1 diluncurkan. New F-1 mempunyai durability dan leability yang sama dengan pendahulunya, namun dilakukan penyempurnaan dengan ditambahkan mikrokomputer dan proses pembuatan body dan optik yang lebih sempurna.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1985_t80.jpg?w=200" /><br />Perkembangan elektronik sangat menguntungkan, hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya model T80 pada April 1985. T80 adalah kamera Canon pertama dengan kemampuan Auto Focus. Untuk bisa melakukan AF, Canon meliris T80 dengan lensa khusus yang dinamakan AC lens. Lensa ini mempunyai mount FD namun mempunyai koneksi sinyal elektrik terhadap bodi dan mempunyai motor pada lensa nya. T80 adalah generasi ketiga pada jajaran T series.<br />Pada Februari 1985, semenjak T80 diluncurkan Minolta memperkenalkan AF yang sebenarnya kamera 35mm SLR, “Minolta a-7000,” diikuti “Minolta a-9000″ pada bulan September, sementara Nikon merilis kamera “Nikon F-501″ pada April 1986. Permintaan pasar menjadi sangat tinggi semenjak kamera itu diluncurkan, dan bahkan semenjak Nikon meliris “F-501″ nya, 50% pasar dikuasai oleh kamera AF. Meskipun Canon sudah meliris T80, tapi kecepatan fokusnya sangat jauh dibanding dengan Minolta dan Nikon. Pada maret 1985 Canon memutus kan untuk mengembangkan kamera AF sebenarnya untuk bisa diliris pada 1 Maret 1987 yang bertepatan dengan ulang tahun Canon yang ke 50.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1987_eos650.jpg?w=200" /><br />Sesuai dengan janji nya, setelah dua tahun melakukan research akhirnya pada tanggal 1 Maret 1987 project EOS pertama mereka diluncurkan diluncurkan. EOS (Electronic Optical System) yang diambil dari nama dewa Fajar kepercayaan yunani kuno, yang juga berarti generasi baru dari kamera SLR. Pada generasi EOS, hampir semua aspek diperbaharui diantaranya sensor fokus yang sangat sensitif, BASIS (Base-Stored Image Sensor), motor yang sangat tinggi, dan memperkenalkan supermikrokomputer yang mendukung komputasi dan kontrol yang super cepat. Tidak hanya perubahan pada body, lensa pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Jenis lensa yang dipakai memakai mounting EF (electronic focus). Jenis menggunakan koneksi secara elektrik antara body kamera dan lensa. Selain itu pada jajaran lensa EF diperkenalkan juga USM (Ultrasonic Motor) yang pertama kali dikomersialkan di dunia sebagai aktuator auto focus.<br />Satu bulan sebelum peluncurannya, “EOS 650″ ditunjukkan kepada publik di Jepang Kamera Show di Tokyo dan mendapatkan sambutan yang hangat dan menarik. Pada bulan Mei, dua bulan setelah memasuki pasar, “EOS 650″ berhasil merebut pangsa pasar teratas tidak hanya di Jepang, tetapi juga di Eropa. Selain itu, “EOS 650″ mendapatkan Kamera Grand Prix Jepang dan pada tahun yang sama European Camera ’87/’88 Award berhasil didapatkan juga.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1989_eos1.jpg?w=200" /><br />Seiring dengan perkembangan generasi EOS, Canon kembali meliris kamera Top-of-the-line mereka. Pada september 1989 mereka meluncurkan EOS 1. Sesuai dengan tradisi angka satu dari Canon, EOS 1 ditunjukan untuk pemakai profesional. Tidak seperti Canon F-1 yang bertahan selama 10 tahun tanpa banyak perubahan, EOS 1 secara dinamis berubah. Berikut adalah beberapa perkembangan dari model Top-of-the-line EOS.<br /><br />EOS 1N (november 1994) : AF sensor type silang dengan 5 titik fokus;<br />EOS 1N HS (november 1994) dilengkapi Power Drive Booster E1<br />EOS 1N DP (november 1994) dilengkapi battery pack BP-E1<br />EOS 1N RS (maret 1995) dengan fixed semi transparent pellicle mirror sebagai pengganti blank out mirror.<br />EOS 1V (maret 2000) dengan 45 titik fokus, 10 fps. EOS 1V adalah merupakan puncak dari perkembangan kamera 35mm film pada jajaran Top-of-the-line dari Canon.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1993_eos-kiss_cl_l.jpg?w=212" /><br />Untuk lebih meluaskan pangsa pasar mereka, Canon tidak hanya menyasar pasaran profesional namun mereka juga melebarkan sayap untuk pasar pemula. Kamera SLR Canon yang ditunjukan untuk pasaran pemula mereka namakan dengan Kiss. Canon EOS Kiss pertama diluncurkan pada september 1993. Kiss sendiri adalah singkatan dari “keep it smart and silent”. Meski EOS Kiss ditunjukan untuk pasar pemula, tapi fitur yang ada seperti AF, mekanisme Exposure dan berbagai macam mode AE tetap tersedia yang menjadikannya rival terhadap kamera-kamera profesional. New EOS Kiss diluncurkan pada september 1996 sebagai pengembangan untuk Kiss sebelumnya dalah hal performance, kemudahan pengoperasian, dan harga yang lebih rasional. Seperti kakaknya jajaran EOS 1, EOS Kiss (atau Rebel untuk pasar Amerika) secara dinamis terus berkembang untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar akan kamera SLR pemula. Perkembangan paling akhir dari Canon untuk kamera SLR pemula adalah diluncurkannya Canon EOS Kiss 7 pada september 2004 sebelum akhirnya semua SLR kamera berpindah pada format Digital.<br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/2004_eos-kiss7.jpg?w=200" /><br />Sebelumnya kita udah bahas sejarah kamera Canon dari awal sampe sekitaran 2005. Di perkirakan itu menjadi akhir masa produksi kamera 35mm film. Sekarang saya coba ceritakan sejarah kamera mulai digital sampai sekarang.. Mulai..<br />7. Canon PowerShot, jajaran kamera kompak digital Canon (1986-Present)<br />Awal dari perkembangan kamera digital sebetulnya bukan dimulai oleh digital, melainkan berawal dari kamera analog magnetic dengan media penyimpanan pita magnetik atau floppy disk.<br />Tahun 1981, Sony meluncurkan kamera dengan sistem penyimpanan magnetik yang dinamakan “Mavica”. Untuk mengantisipasi permintaan terhadap kamera jenis itu, maka pada bulan oktober 1981 Canon membentuk tim untuk mengembankan jenis kamera Magnetic Recording Color Still atau disebut Still Video (SV). Sebagai upaya pengembangan pada tahun 1984, Yomiuri Shimbun yang merupakan salah satu koran Jepang meminta kepada Canon untuk dapat meliput Olimpiade di Los Angeles. Dengan persiapan hanya 10 bulan untuk mempersiapan semuanya dari mulai persiapan pelaksana lapangan sampai persiapan semua peralatan, mereka siap untuk meliput. Suatu saat ketika meliput maraton pria, telepon mobile yang digunakan sebagai transmiter gagal beroperasi. Jadi mereka mencoba mengirimkannya lewat telepon umun. Dan ternyata berhasil.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1986_rc701.jpg?w=200" /><br />Maka dengan hasil percobaan pada limpiade Los angeles tersebut Canon mulai untuk memproduksi kamera dengan sistem penyimpanan magnetik yang dinamakan RC-701. Pada bulan Juli 1986 RC-701 di launching oleh Canon. Meskipun sudah banyak perusahaan yang mengembangkan kamera jenis tersebut semenjak Mavica buatan Sony, namun Canon RC-701 sebagai kamera magnetic recording still pertama yang di dunia yang dijual secara umum.<br />Meskipun kamera magnetic recording still menggunakan sistem penyimpanan analog, namun cara kerja dan teknologinya merupakan tonggak awal pengembangan kamera digital hari ini.<br />Meskipun kelebihan yang dimiliki oleh kamera SV seperti tidak usah mencuci film sangat menggiurkan, namun kekurangannya yaitu harga jual yang sangat tinggi sangat mengalahkan kelebihan tersebut. Untuk type RC-701 dijual dengan harga 390.000 yen.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1988_rc250.jpg?w=200" /><br />Hingga akhirnya pada bulan November 1988, Canon meluncurkan RC-250 atau disebut juga Q-PIC dengan harga dibawah seratus ribu yen. Q-PIC dilengkapi dengan built-in play back function sehingga pengguna bisa langsung melihat foto hasil jepretan mereka pada televisi mereka masing-masing. Dengan kelebihannya tersebut, Q-PIC sangat laku terjual di pasaran eropa dengan merk “ION”.<br />Dengan pesatnya perkembangan teknologi komputer, hal ini sedikitnya memaksa para pelaku electronik untuk bisa mengikuti arus pendigitalan. Sehingga kamera SV dianggap tidak bisa lagi memenuhi keinginan pemakainya. Namun pada waktu itu sensor CCD (sensor penerima gambar) yang banyak digunakan dinilai tidak sanggup untuk menghasilkan gambar yang baik dan media penyimpanan Compact Flash (CF) yang sangat mahal pada waktu itu, membuat Canon sempat berfikir bahwa teknologi digital tidak akan diterima oleh masyarakat luas.<br />Setelah Canon mengeluarkan kamera SV kualitas tinggi RC-570 pada april 1992, Canon berhenti memproduksi kamera SV dan beralih pada kamera digital.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1996_ps-600.jpg?w=214" /><br />Pada tahun 1995 “EOS DCS” yang merupakan hasil kerjasama dengan Eastman Kodak diluncurkan. EOS DCS merupakan kamera DSLR pertama buatan Canon yang ditunjukan untuk pemakai Profesional. Lalu pada Juli 1996 Canon meliris kamera kompak digitak pertama yang ditunjukan untuk pengguna secara umum yang dinamakan PowerShot 600 dengan media penyimpanan CF. Dengan diluncurkannya PowerShot 600, ini menandakan bahwa Canon sudah memulai era digitalnya.<br />Perkembangan PowerShot sebagai jajaran kamera kompak digital buatan Canon sungguh sangat memanjakan para penggunanya. Dalam pengembangannya PowerShot berkembang menjadi beberapa tipe sesuai dengan peruntukan pasarnya.<br /><br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_other.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot</a> (1986-Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_ixy.html?lang=undefined" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot ELPH</a> (2000- Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_psa.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot A</a> (1998-Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_pss.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot S</a> (1999-Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_pssx.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot SX</a> (2007-Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_psg.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot G</a> (2000-Present)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_psp.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot Pro</a> (1998-2004)<br /><a href="http://www.canon.com/camera-museum/camera/dcc/series_pstx.html" style="border: 0px; color: #ee3b0a; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">PowerShot TX</a> (2007)<br />8. Canon EOS Digotal SLR, jajaran DSLR Canon (1995-Present)<br />Awal 90-an merupakan saat dimana gelompang perkembangan dunia elektronik berpindah menuju digital atau sering disebut saat saat digitalisasi. Dan bahkan Canon pun dilanda gelombang transisi tersebut. Disaat Canon akan berpindah menjadi kamera digital, Canon merasa teknologi digital terlalu mahal untuk bisa di terima oleh masyarakat luas. Sebagai langkah awal menuju era digital, Canon bekerja sama dengan Eastman Kodak untuk membangun kamera Digital SLR (DSLR).<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1995_eos-dcs3.jpg?w=184" /><br />Proyek pertama mereka adalah EOS DSC 3 yang diluncurkan pada bulan juli 1995. Pengembangan EOS DCS 3 mengambil basis kamera EOS 1N dengan pemakaian sensor gambar CCD (Charge-Coupled Device) high density sebesar 1,3 megapiksel. Buffer memori berkecepatan tinggi yang besar 16 MB memungkinkan pemotretan terus menerus di 2,7 fps dalam 12-frame burst. Selain itu, dengan menggunakan hard disk kamera 260 MB, dapat menyimpan sekitar 189 frame. Ditunjukan untuk pemakai profesional karena harga jual yang sangat tinggi sekitar 2 juta yen dan EOS 1D dengan 4,5 MP dijual hanya 750000 yen. Sangat cocok untuk fotografer olah raga dan berita.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1995_eos-dcs1.jpg?w=177" /><br />Tidak lama setelah EOS DSC 3 diluncurkan, pada bulan Desember 1995 EOS DSC 1 diluncurkan. Dengan ukuran gambar yang lebih besar, yaitu 6 MP dengan kecepatan 0.6 fps. EOS DSC dijual dengan harga 3,6 juta yen. Ditunjukan untuk fotografer yang membutuhkan kualitas gambar tinggi. Seperti fotografer iklan atau landscape.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1998_eos-d2000.jpg?w=193" /><br />Diluncurkan pada bulan Maret 1998. Pengembangan kamera DSLR hi-end Canon generasi ke 3 dengan tanpa embel2 Kodak pada body. Ditunjukan untuk menggantikan EOS DSC 3 dan dijual dengan harga yang sama.<br />Canon EOS D2000. Kamera yang masih termasuk jajaran pengembangan EOS 1N. Memakai sensor CCD 2MP dengan 3.5 fps.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/1998_eos-d6000.jpg?w=197" /><br />Diluncurkan pada bulan desember 1998.<br />Canon EOS D6000. Dengan sensor CCD 6 MP dengan 1 fps. EOS D6000 merupakan pengganti EOS DSC 1 dengan tanpa tulisan Kodak pada body. Dan dijual dengan harga yang sama dengan Canon EOS DSC 1.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/2000_eos-d30.jpg?w=186" /><br />Setelah 4 produk DSLR Canon diluncurkan untuk kalangan profesional, Akhirnya pada bulan oktober 2000 Canon EOS D30 dilncurkan. EOS D30 merupakan kamera DSLR pertama Canon yang diluncurkan untuk semua kalangan dan juga disebut dengan pembuka era kamera DSLR standar.<br />EOS D30 merupakan kamera pertama Canon yang menggunakan sensor CMOS (Complementary metal–oxide–semiconductor). Dengan ukuran gambar sebesar 3.2 MP dan kecepatan 3 fps dijual dengan harga 385.000 yen.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/2002_eos-d60.jpg?w=200" /><br />Sebagai pengembangan dari Canon EOS D30, pada bulan maret 2002 Canon meluncurkan Canon EOS D60. Apa yang baru pada Canon EOs D60 adalah penambahan jumlah pixel menjadi 6 MP dan kecepatan 3 fps. Seperti halnya EOS D30, Canon EOS D60 pun masih menggunakan body berbahan plastik. Canon EOS D60 adalah awal dari pengembangan kamera DSLR Canon semi-profesional atau sering kita sebut dengan Canon DSLR dua digit.<br /><br /><img border="0" src="http://zebastianus.files.wordpress.com/2010/09/2001_eos-1d.jpg?w=200" /><br />Pada bulan desember 2001, Canon kembali meluncurkan kembali DSLR jajaran Top-of-the-line nya dengan meluncurkan Canon EOS 1D dan ini adalah kamera DSLR top-of-the-line pertama buatan Canon yang tanpa berkolaborasi dengan produsen lain. Dengan ukuran gambar 4 MP dan kecepatan 8 fps Canon EOS 1D dijual dengan harga 750.000 yen. Bentuk bangun EOS 1D mengambil desain EOS 1V sebagai acuan. Sehingga bila kita tidak melihat huruf D dan LCD yang ada di belakang, akan sedikit sulit membedakan kedua kamera tersebut. EOS 1D ditunjukan untuk para fotografer olahraga dan berita.</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-78266785910510900702013-01-06T17:32:00.003-08:002013-01-06T17:32:57.393-08:00canon 30D dan nikon D70<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<h4 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Ilustrasi di bawah ini menunjukkan pengaturan untuk Canon 30D (kiri) dan Nikon D70 (kanan).Exposure ModeDSLR Anda akan memiliki pilihan mode eksposur termasuk Program (ditandai P), Aperture-priority (A atau Av), Shutter-priority (S atau Tv) dan Manual (M). Hal ini juga mungkin memiliki satu set mode khusus untuk jenis tertentu fotografi, seperti pemandangan alam, tetapi ini dapat diabaikan untuk tujuan kita.Dalam memilih mode yang tepat untuk fotografi burung, apa yang Anda cari adalah kompromi terbaik antara kontrol dan bantuan. Mode Manual memberikan Anda kontrol yang maksimum, tetapi lambat untuk digunakan di lapangan, yang berarti tembakan terjawab. Dalam mode Program, semua kontrol atas kombinasi aperture dan kecepatan rana diambil dari fotografer, jadi ini tidak memberikan cukup kontrol.Dalam fotografi burung, Anda sering merasa seolah-olah Anda sedang berjuang melawan tingkat cahaya rendah, terutama di Inggris! Burung biasanya bergerak terus-menerus, sehingga Anda membutuhkan kecepatan rana untuk membekukan mereka. Juga, lensa panjang memperbesar gerakan ('shake') di gigi Anda, jadi ini juga menyerukan untuk kecepatan rana yang cepat. Namun, lensa panjang juga cenderung 'lambat', memiliki aperture maksimal f / 4 atau lebih kecil. Menambahkan teleconverters membuat mereka bahkan lebih lambat dan lebih memperbesar gerakan apapun. Sebagai hasilnya, Anda selalu ingin tahu bahwa Anda akan menggunakan kecepatan rana tercepat yang tersedia untuk tingkat cahaya yang diberikan, dan itu berarti Anda perlu menjaga aperture Anda di terluas pengaturan digunakan nya.Aperture mode prioritas karena itu pengaturan terbaik untuk hampir semua fotografi burung, karena memungkinkan Anda memperbaiki aperture yang lebar dan memiliki kamera mengatur kecepatan shutter yang sesuai.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/ExposureMode.jpg" width="400" /><br /><b>Paparan modus</b> Set ke A atau Av untuk memastikan Anda menggunakan kecepatan rana tercepat mungkinBukaanTitik awal karenanya harus mengatur aperture seluas mungkin (misalnya f / 4). Ada dua alasan mengapa Anda akan 'berhenti turun' dari pengaturan ini (yaitu menggunakan aperture yang lebih kecil): lensa kualitas dan kedalaman-of-field.Dengan kemungkinan pengecualian yang terbaik lensa 'pro', ketajaman gambar lebih baik di mid-range lubang (misalnya f / 8 atau f/11) daripada di aperture maksimal, terutama jika teleconverters dipasang. Karena itu Anda bisa mendapatkan peningkatan besar dalam kualitas gambar dengan mengatur aperture Anda, katakanlah, satu f / stop lebih kecil dari aperture maksimal.Dengan lensa panjang, terutama pada jarak pendek, kedalaman-of-field dapat berupa kertas-tipis. Saya telah mengambil gambar di mana salah satu ujung mata burung berada dalam fokus, tetapi yang lain kabur! Jika Anda memiliki cahaya yang cukup untuk dapat berhenti turun satu atau dua f / berhenti dan masih menggunakan kecepatan rana cukup cepat untuk membekukan subjek dan gerakan kamera, Anda bisa mendapatkan lebih banyak subjek dalam fokus. Catatan, meskipun, bahwa ini juga akan menyebabkan lebih dari latar belakang berada dalam fokus juga. Anda biasanya akan ingin gambar burung Anda menjadi salah satu dari dua jenis: yang 'ditembak lingkungan', di mana Anda melihat burung di habitat aslinya, atau 'potret', di mana burung tersebut terisolasi dari setiap detail latar belakang mengganggu. Pilihan aperture yang penting di sini: untuk gambar lingkungan, Anda ingin memaksimalkan kedalaman-of-field dan karena itu menggunakan aperture yang lebih kecil, sedangkan untuk gambar potret Anda ingin membuang latar belakang tak fokus untuk membuat subjek Anda menonjol, yang berarti menggunakan aperture yang lebih luas.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/Aperture.jpg" width="400" /><br /><b>Aperture</b> Mengatur aperture digunakan terluas: sering salah satu berhenti turun dari aperture penuh, untuk kualitas gambar yang lebih baik dan kedalaman lapanganKecepatan ranaKarena Anda biasanya akan menggunakan Aperture mode prioritas, kecepatan rana biasanya akan diatur secara otomatis oleh kamera. Sangat penting untuk menyadari, meskipun, bahwa ada keterbatasan pada kecepatan rana Anda dapat menggunakan tangan-diadakan dengan lensa panjang. Aturan praktis yang baik adalah bahwa Anda hanya dapat tangan-memegang lensa pada kecepatan rana yang setidaknya kebalikan dari panjang focal, misalnya lensa 500mm membutuhkan kecepatan rana setidaknya 1/500 detik.Karena tingkat cahaya sering tidak memungkinkan kecepatan rana tersebut, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki situasi. Pendekatan yang paling efektif adalah dengan menggunakan tripod, monopod, beanbag atau dukungan lainnya, dengan shutter release jarak jauh, untuk mengurangi kamera / pergerakan lensa, tapi ini tidak selalu mungkin atau diinginkan di lapangan. Mempraktekkan Anda 'lensa teknik lama' (yang saya akan bahas pada tutorial nanti Teknik Bidang Dasar) dapat memberikan perbaikan yang signifikan atas aturan batas jempol dan, sebagai upaya terakhir, dengan menggunakan pengambilan gambar terus menerus seringkali dapat memungkinkan Anda untuk mendapatkan, mengatakan, satu tembakan tajam dari ledakan dua puluh.Menggunakan lensa dengan image stabilization / getaran reduksi dapat memungkinkan Anda untuk menggunakan kecepatan shutter dua atau tiga kali lebih lambat dibandingkan dengan lensa non-IS/VR, misalnya untuk menggunakan 1/125 atau 1/60 detik, bukan 1/500 detik. Hal ini dapat membuat perbedaan besar dalam praktek.Munculnya kamera digital juga membawa dengan itu pilihan tambahan: Anda dapat dengan mudah mengatur pengaturan sensitivitas ISO yang lebih tinggi untuk memungkinkan kecepatan rana yang lebih cepat untuk digunakan.<img border="0" height="225" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/ShutterSpeed.jpg" width="400" /><br /><b>Kecepatan rana</b> ini akan diatur secara otomatis dalam mode prioritas Aperture-, tapi Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cepat, IS / VR lensa dan dukungan yang baikISO sensitivitasDSLRs biasanya memungkinkan Anda untuk membuat panggilan dalam sensitivitas ISO dari 100 atau 200 hingga 1600 atau 3200. Ini tampaknya seperti mimpi yang menjadi kenyataan! Dengan twist dial, Anda akan bisa mendapatkan kecepatan rana tindakan-berhenti dan besar kedalaman-of-field. Sayangnya, hal-hal yang tidak mudah. Dengan pengaturan ISO meningkat, Anda juga mendapatkan suara meningkat dalam gambar Anda.Meskipun Anda dapat mengurangi efek dari gangguan digital selama pasca-pengolahan dengan menggunakan software pengurangan kebisingan, itu masih jauh lebih baik tidak untuk memperkenalkan itu di tempat pertama.Jika tingkat cahaya memungkinkan, karena itu Anda harus mengatur sensitivitas ISO serendah mungkin pada kamera Anda. Sebagian besar foto-foto saya yang diambil di sekitar, ISO 200 yang merupakan kompromi yang baik dalam praktek. Saya biasanya tidak akan pergi di atas pengaturan ISO 400, meskipun beberapa kamera terbaru dapat memberikan gambar yang dapat digunakan pada pengaturan yang lebih tinggi.<img border="0" height="275" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/HighISONoise.jpg" width="400" /><b>Sensitivitas ISO</b> Bila Anda baru mulai keluar, pengaturan ISO 400 adalah titik awal yang baik. Kemudian Anda akan ingin mengatur pengaturan yang lebih rendah di mana tingkat cahaya memungkinkan. Ini bagian gambar diperbesar menunjukkan jenis gangguan digital Anda bisa mendapatkan pada pengaturan ISO tinggi. Perhatikan baik 'luminance noise' (graininess) dan 'kebisingan chrominance' (warna splodges), dan cara ini muncul dalam bayangan, pertengahan nada dan daerah sorot.Metering mode dan kompensasi eksposurTutorial Exposure saya masuk ke metering secara lebih mendalam. Kebanyakan DSLRs memiliki pusat-rata tertimbang metering modus dan modus-spot metering, baik yang telah dibangun ke kamera SLR selama beberapa dekade. Jika Anda memahami bagaimana pekerjaan ini, mereka memiliki keuntungan dari prediktabilitas dan karena itu memberikan Anda kontrol yang maksimum. Namun, Anda mungkin akan juga memiliki modus metering canggih yang dikenal sebagai metering evaluatif atau Matrix, yang akan memberikan hasil yang baik di bawah kondisi yang paling dengan kompensasi eksposur minimal. Karena itu saya merekomendasikan pengaturan ini, terutama ketika Anda memulai. Saya menggunakan pengaturan ini sebagian besar waktu, panggilan kompensasi eksposur yang diperlukan dan beralih ke tempat metering untuk situasi yang sangat sulit.Hanya kata peringatan di sini! Salah satu penyebab terbesar dari gambar buruk terkena adalah di mana saya telah sengaja meninggalkan set kompensasi eksposur saya atau meninggalkan meteran saya set untuk tempat metering. Anda benar-benar perlu untuk mendapatkan sangat disiplin tentang melacak pengaturan apa yang Anda telah menggunakan, dan kembali ke posisi standar ini Anda setelah Anda menggunakan pengaturan non-standar.Hal lain yang saya akan sangat menyarankan Anda lakukan adalah untuk membiasakan diri mengubah aperture Anda, pengaturan ISO dan kompensasi eksposur tanpa mengambil kamera Anda dari mata Anda. Ini seperti menemukan pedal kopling mobil Anda dan gearstick tanpa harus mengambil mata Anda dari jalan. Sangatlah penting untuk dapat memanfaatkan kesempatan foto Anda, sehingga Anda harus berlatih sampai Anda dapat melakukannya tanpa berpikir.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/MeteringMode.jpg" width="400" /><br /><b>Mode Metering</b> Biasanya pengaturan evaluatif / Matrix adalah yang terbaik, dengan kompensasi eksposur dipanggil sesuai kebutuhanAutofocus modus dan seleksi titik AFDSLRs biasanya membiarkan Anda memilih antara mode AF Satu-shot dan mode Servo AF kontinu atau AI. Yang pertama dari berhenti berfokus secepat itu telah 'terkunci' ke subjek, sementara yang kedua terus melacak subjek selama shutter ditekan setengah.Karena burung biasanya bergerak terus menerus, Anda harus menggunakan opsi kedua sebagian besar waktu. Sangat, Anda mungkin ingin kontrol tambahan modus pertama, misalnya untuk memungkinkan Anda untuk memperbaiki fokus Anda saat recomposing tembakan Anda. Secara pribadi, saya tidak pernah menggunakan opsi ini: untuk kontrol atas komposisi, saya biasanya menggunakan poin AF alternatif.Selain menggunakan titik AF pusat, DSLRs biasanya membiarkan Anda memilih salah satu dari empat atau delapan poin AF tambahan yang didistribusikan di sekitar anda bidik. Dalam fotografi burung, 99% dari waktu Anda harus berfokus pada mata burung. Dengan menggunakan poin AF alternatif, Anda dapat melakukan hal ini posisi sementara burung dalam bingkai sedemikian rupa untuk memberikan komposisi yang baik. Putus asa, produsen kamera menempatkan AF poin alternatif di bagian tengah lapangan, sehingga teknik ini memberikan pilihan komposisi yang terbatas. Jika Anda ingin, misalnya, untuk menempatkan mata burung pada ekstrem kanan atas gambar, Anda akan perlu untuk kembali ke teknik alternatif seperti menggunakan tombol AF kunci (pilihan pilihan saya), menggunakan One-shot AF atau menggunakan fokus manual.Sebuah pilihan fokus tambahan yang dibangun ke DSLR adalah kemampuan untuk membuat semua titik AF aktif sehingga, misalnya, burung terbang bisa dilacak oleh setiap titik AF yang bisa berhasil mendapatkan pada itu. Hal ini dapat berguna untuk burung terbang di langit tanpa sifat, tetapi dapat menjadi masalah lebih dari itu layak jika burung yang terbang dengan latar belakang pohon atau laut, karena kamera cenderung untuk fokus pada ini daripada burung. Untuk alasan ini, saya tidak biasanya menggunakan pengaturan ini. Lihat tutorial yang terpisah saya didedikasikan untuk Shots penerbangan untuk lebih jelasnya.Dalam modus Servo kontinu atau AI, kamera mungkin akan secara otomatis memilih 'prediksi AF', jika fitur ini tersedia. Fitur ini memprediksi di mana subjek yang bergerak akan berada pada titik yang tepat eksposur dan fokus sesuai. Jika tidak diatur secara otomatis, pastikan Anda memilih opsi ini.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/AutofocusMode.jpg" width="400" /><br /><b>Autofocus modus</b> Gunakan kontinyu / AI Servo modus untuk memastikan Anda tetap fokus pada burung bergerak, penggunaan alternatif AF poin untuk memperbaiki komposisiDrive mode (shooting tunggal atau terus menerus)Selain mengambil satu eksposur ketika Anda benar-benar menekan shutter release, Anda akan hampir pasti memiliki modus yang memungkinkan Anda untuk menekan rana untuk mengambil eksposur berulang. Ada orang yang menganjurkan kedua ekstrem dalam menggunakan mode: beberapa akan mengambil hanya eksposur tunggal pada saat yang tepat bahwa segala sesuatu yang benar, sedangkan yang lain akan terus ledakan pergi dengan harapan bahwa setidaknya satu tembakan yang baik akan ditemukan di pos-pengolahan. Yang pertama dari pendekatan ini membantu untuk mengembangkan perhatian dan waktu, mengisi kartu memori Anda kurang cepat dan memotong bawah pada jumlah gambar yang akan disaring melalui pada komputer (tugas tidak pernah bisa diremehkan). Pendekatan kedua dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan tembakan yang baik, terutama dalam bergerak cepat, situasi tak terduga, seperti menangkap tembakan penerbangan burung dengan sayapnya dalam posisi yang ideal.Saya menggunakan pendekatan di antara ekstrem dimana saya mengatur kamera untuk pengambilan gambar terus menerus, tapi jangan tekan tombol rana sampai semuanya tampak kanan dan kemudian melepaskan rana lagi cukup cepat, biasanya mengambil 1-3 frame pada suatu waktu. Sangat, saya akan terus menekan shutter jika situasi panggilan untuk itu.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/DriveMode.jpg" width="400" /><br /><b>Mode drive</b> Set ini terus-menerus, tetapi menggunakan hati-hati ledakan singkat waktunya, bukan senapan mesin-gaya peledakanFormat gambar (JPEG, RAW atau keduanya)Pilihan antara JPEG dan RAW shooting telah menyebabkan perdebatan besar di kalangan fotografer. JPEG lebih kecil, memungkinkan Anda untuk menangkap gambar lebih pada kartu memori dan meningkatkan tingkat meledak / jangka waktu untuk pengambilan gambar terus menerus, serta kemampuan untuk menggunakan gambar dalam berbagai aplikasi tanpa pengolahan lebih lanjut. File RAW, bagaimanapun, memungkinkan sejumlah keputusan (misalnya white balance, exposure, mengasah) akan diselesaikan atthe pengolahan pasca panggung, memberikan fleksibilitas lebih banyak untuk mengubah parameter dalam kenyamanan lingkungan editing Anda.Secara pribadi, saya merasa aku meninggalkannya terlalu lama sebelum membuat transisi dari JPEG ke RAW, dan saya akan mendorong Anda untuk menembak dalam format RAW dari awal. Aku akan senang untuk dapat kembali memproses beberapa gambar saya sebelumnya dengan parameter pengambilan gambar yang berbeda, tetapi tidak bisa karena ini adalah 'tetap' pada gambar JPEG.Adapun kemampuan untuk menangkap gambar dalam kedua format di kamera Anda, ini cukup sia-sia. Itu hanya mengisi kartu memori cepat dan mengurangi tingkat meledak. Jika Anda ingin menghasilkan file JPEG, Anda dengan mudah dapat menghasilkan mereka menggunakan editor gambar RAW Anda.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/ImageFormat.jpg" width="400" /><br /><b>Format gambar</b> RAW Gunakan dari awal untuk fleksibilitas maksimumKeseimbangan putihSetelah Anda memutuskan untuk menembak dalam format RAW, pilihan pengaturan white balance cukup mudah: hanya menggunakan Automatic WB, dan tweak pengaturan WB yang diperlukan dalam editor gambar RAW Anda.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/WhiteBalance.jpg" width="400" /><br /><b>White balance</b> Dengan menembak RAW, white balance, dan parameter lainnya dapat diatur kemudian pada komputer AndaKualitas gambar dan ukuranYang satu ini juga mudah: mengatur kualitas yang terbaik mungkin dan ukuran untuk kemungkinan terbesar dan Anda tidak bisa pergi jauh salah.Jika Anda kehabisan ruang memori kartu atau perlu untuk menembak urutan meledak ultra-kecepatan tinggi, Anda dapat mengurangi, tapi aku belum pernah melakukan ini.Pastikan Anda memiliki kartu memori yang cukup dan, jika Anda kehabisan ruang, Anda biasanya dapat menghapus gambar yang telah diambil daripada berpikir tentang mengurangi kualitas atau ukuran. Di sisi lain, jika Anda dihadapkan pada kesempatan penembakan benar-benar unik, menggunakan apa pun pengaturan yang diperlukan untuk mendapatkan tembakan.Menajamkan, Kontras, Saturasi dan Warna NadaIni semua adalah pengaturan yang dapat disesuaikan dalam kamera, tetapi lebih baik disesuaikan selama RAW post-processing, jadi saya akan merekomendasikan meninggalkan mereka di 'nol' mereka nilai. Secara khusus, matikan semua dalam kamera mengasah, karena Anda akan memiliki banyak fasilitas yang lebih baik mengasah tersedia pada komputer Anda.Jika Anda menembak RAW, ini kurang penting karena Anda dapat mengatur ulang nilai-nilai ini kemudian, tapi begitu mereka tetap dalam JPEG, Anda terjebak dengan mereka.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/SharpeningEtc.jpg" width="400" /><br /><b>Menajamkan, kontras, saturasi dan warna nada</b> Set ini ke nol dan membuat perubahan yang diperlukan pada komputer AndaWarna RuangIni adalah bidang lain yang bisa dibahas panjang lebar, tetapi, kecuali Anda terlibat dalam pekerjaan cetak khusus, yang terbaik untuk tetap dengan sRGB, yang akan hampir pasti menjadi pengaturan default.<img border="0" height="131" hspace="150" src="http://mikeatkinson.net/tutorial-images/t4/ColourSpace.jpg" width="400" /><br /><b>Ruang Warna</b> sRGB adalah pengaturan terbaik kecuali jika Anda memiliki persyaratan khusus<a href="" name="Summary">Ringkasan</a>Untuk meringkas, maka, rekomendasi saya untuk fotografi burung umum tercantum dalam tabel berikut:</span><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; width: 896px;"><tbody>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Exposure Mode</span></b></div>
</td><td height="18" width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Aperture-prioritas otomatis (A atau Av)</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Bukaan</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Biasanya kualitas Anda terluas lensa akan memungkinkan, lebih kecil di mana lebih besar kedalaman-bidang penting</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Kecepatan rana</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Diatur secara otomatis oleh aperture mode prioritas)</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">ISO sensitivitas</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">100 jika memungkinkan, tapi mungkin perlu ditingkatkan untuk mendapatkan gerak-berhenti kecepatan rana, sehingga biasanya 200-400</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Metering Mode</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Biasanya evaluatif (Canon) atau Matrix (Nikon), dengan metering Spot untuk situasi yang ekstrim</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Autofocus modus</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">AI Servo (Canon) atau Continuous AF (Nikon)</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">AF titik seleksi</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Biasanya center point, dengan alternatif dipilih untuk meningkatkan komposisi</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Drive mode</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Kontinu</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Format gambar</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">RAW</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Keseimbangan putih</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Otomatis</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Kualitas gambar</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Paling tinggi</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Ukuran gambar</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Terbesar</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Asah</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Lepas</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Kontras, saturasi, nada</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Nol</span></div>
</td></tr>
<tr valign="top"><td height="18" width="66"></td><td width="216"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Ruang warna</span></b></div>
</td><td width="614"><div class="tuttable" style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">sRGB</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</h4>
<span style="background-color: black; font-family: 'Monotype Corsiva', Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 21px;"></span><span style="background-color: black; font-family: 'Monotype Corsiva', Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 21px;"></span><div style="text-align: left;">
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-44216411223172524342013-01-06T17:24:00.003-08:002013-01-06T17:24:32.692-08:00Penggunaan Kamera Canon EOS 500D<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h4 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><span class="by-author"><span class="author vcard"><a class="url fn n" href="http://maribergalau.wordpress.com/author/adekusnandar/" rel="author" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;" title="Tampilkan semua tulisan oleh adekusnandar"><br /></a></span></span>Canon EOS 500D (juga dikenal sebagai Rebel T1i Digital) adalah sebuah kamera digital mid-range SLR yang memiliki fitur video capture HD. 500D bisa juga digunakan untuk merekam Full HD video 1080p berkualitas 720p dan VGA, dan juga merupakan Canon DSLR kedua yang menawarkan rekaman video setelah model profesional 5D Mark II. 500D/Rebel T1i ini menawarkan sejumlah upgrade yang signifikan, termasuk peningkatan dalam resolusi 12-15 megapixel, Fitur Live View ditingkatkan dengan tiga mode yang berbeda. Layar LCD 3 inci dengan 920.000 titik, dan perluasan jangkauan ISO 100-12800. Canon EOS 500D di jual dengan harga $ 799,99 atau $ 899,99 + lensa kit EF-S 18-55mm F3.5-5.6 IS. Canon EOS 500D lebih mahal dari pendahulunya, yang masih ditawarkan sebagai pilihan yang lebih murah.<br /><a href="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_24.jpg" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;"><img alt="" border="0" src="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_24.jpg?w=148" style="border: 5px solid rgb(255, 255, 255); height: auto; max-width: 520px;" /></a><a href="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d-275x230.jpg" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;"><img alt="" border="0" src="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d-275x230.jpg?w=275" style="border: 5px solid rgb(255, 255, 255); height: auto; max-width: 520px;" /></a><strong style="color: #cccccc;">Kemudahan Penggunaan</strong>Canon EOS 500D hampir identik dengan pendahulunya, EOS 450D, dengan penambahan lubang koneksi HDMI, speaker, mikrofon, mode tombol perak yang mengilap. Dimensi kamera yang persis sama (128,8 x 97,5 x 61,9 mm) dan juga beratnya (480 gr). Pegangan kamera relatif kecil, karena grip tidak terlalu dalam. Canon EOS 500D bisa terlihat lebih mahal dari pada sebenarnya, dan tentu saja cukup padat untuk sebuah DSLR mid-range.<br /> Pemkaian EOS 500D dengan lensa kit EFS 18-55mm f/3.5-5.6 IS, lensa ini memiliki image stabilization yang merupakan faktor penting mengingat pesaingnya seperti Sony, Olympus dan Pentax menawarkan stabilisasi di DSLR mereka. Perbedaan antara Canon, Nikon dan yang lain adalah bahwa Sony, Olympus, dan Pentax telah memiliki fitur stabilisasi melalui bodi kamera dan juga lensa, Sistem Canon jelas dibatasi oleh lensa yang Anda pilih. Canon dan Nikon juga mengklaim bahwa sistem anti-shake berbasis lensa secara inheren juga lebih baik, Namun Sony dan Pentax masih menjadi pilihan para Photografer.<br /> Seperti DSLR level entry dan tingkat menengah lainnya, EOS 500D menyediakan sejumlah mode pengambilan gambar otomatis yang diperuntukkan bagi pemula, termasuk potret landscape, close-up, olahraga, potret malam, dan flash off. Tersedia juga manual mode dan semi-otomatis bagi pengguna yang menginginkan kontrol eksposur yang lebih maju.<br /><a href="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_23.jpg" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;"><img alt="" border="0" src="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_23.jpg?w=200" style="border: 5px solid rgb(255, 255, 255); height: auto; max-width: 520px;" /></a> Sebagian besar tombol pada 500D terletak di bagian belakang kamera, meskipun besar layar 3 inch, namun tidak membuat tata letak keseluruhan menjadi rumit. Hal ini menawarkan akses cepat ke mode Continuous, Auto Focus, Metering mode, dan Gambar Styles yang dapat diakses melalui tombol controller melingkar.<br /> Live View di EOS 500D telah sedikit membaik dibandingkan EOS 450D. Jika Anda pemula dan tidak memahami tentang DSLR, pada dasarnya terminologi Live View memungkinkan Anda untuk melihat adegan di depan Anda melaluli layar LCD, bukan melalui jendela bidik optik tradisional. Ini merupakan daya tarik yang jelas bagi pengguna kamera compact.<br /> Ada tiga jenis fokus sistem yang ditawarkan dalam mode Live View. Yang pertama, Quick AF, bekerja dengan membalik mirror kamera untuk melakukan sensor auto-fokus, yang kemudian menyebabkan layar LCD kosong sesaat dan menimbulkan suara fisik, sebelum foto tersebut ditampilkan sekitar 1 detik. Metode kedua, Live AF, menggunakan sistem kontras gambar auto-fokus. Manfaat utamanya adalah mengurangi kebisingan selama operasi, dan tidak ada pemadaman LCD. Sayangnya ini jauh lebih lambat dibandingkan mode AF dan membutuhkan waktu 3 detik untuk mendefinisikan fokus dengan jelas dalam cahaya terang. Metode ketiga yaitu Face Detection AF, menggunakan sistem kontras auto-fokus yang sama sebagai Live AF, dengan penambahan yang dapat mendeteksi wajah manusia dan mengatur wajah terbesar yang paling dekat ke tengah bingkai sebagai titik AF. Live View juga digunakan untuk fitur pengambilan gambar video full HD 1080p.<br /> Ukuran maksimum video klip yang dihasilkan adalah 4 gigabyte atau berdurasi sekitar 30 menit. Format Audio yang dihasilkan adalah PCM linear tanpa kompresi apapun. Terdapat built-in microphone di bagian depan kamera untuk merekam suara mono, tapi sayangnya tidak ada soket untuk menghubungkan mikrofon stereo eksternal, seperti pada 5D Mark II. EOS 500D juga memiliki port HDMI untuk memutar ulang video beresolusi 1920 x 1080 namun canon tidak menyediakan kabel HDMI dalam paket penjualannya. Anda juga dapat menghubungkan 500D ke TV standar yang bisa diatur melalui NTSC/PAL. Dengan menawarkan capture video dalam DSLR, para pembuat film bisa bermain dengan cara mereka.<br /><a href="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_26.jpg" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;"><img alt="" border="0" src="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_26.jpg?w=200" style="border: 5px solid rgb(255, 255, 255); height: auto; max-width: 520px;" /></a><a href="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_27.jpg" style="color: #ff9900; text-decoration: initial;"><img alt="" border="0" src="http://maribergalau.files.wordpress.com/2012/04/canon_eos_500d_27.jpg?w=177" style="border: 5px solid rgb(255, 255, 255); height: auto; max-width: 520px;" /></a> Canon EOS 500D menggunakan paket LP-E5 baterai yang sama dengan EOS 450D, dengan kapasitas 1080mAh. Hal ini memperluas waktu pengambilan gambar sekitar 350 gambar dan klip video beberapa saat sebelum baterai habis. 500D menggunakan kartu memori SD. Waktu start-up Canon 500D hingga siap untuk mengambil foto sekitar 2 detik.</span><span class="embed-youtube" style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><iframe class="youtube-player" frameborder="0" height="323" src="http://www.youtube.com/embed/cJ8UMFx2oU8?version=3&rel=1&fs=1&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&wmode=transparent" style="max-width: 100%;" type="text/html" width="520"></iframe></span></span></h4>
<div class="entry-content" style="color: #999999; font-family: 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
<div id="post-body-3512870597208851276">
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;">
<a href="" name="more"></a></div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-36196851748300897642013-01-06T16:38:00.002-08:002013-01-06T16:38:16.464-08:00Mari mempelajari kamera DSLR melalui video<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/b8cCnuTNaic?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/3833CgvK7MU?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object width="320" height="266" class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://0.gvt0.com/vi/0RbVJE_jq4g/0.jpg"><param name="movie" value="http://www.youtube.bom/v/0RbVJE_jq4g&fs=1&source=uds" /><param name="bgcolor" value="#FFFFFF" /><param name="allowFullScreen" value="true" /><embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/0RbVJE_jq4g&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true"></embed></object></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object width="320" height="266" class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://2.gvt0.com/vi/45VJFdP_Np4/0.jpg"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/45VJFdP_Np4&fs=1&source=uds" /><param name="bgcolor" value="#FFFFFF" /><param name="allowFullScreen" value="true" /><embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/45VJFdP_Np4&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true"></embed></object></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/VmUhiXsGWNw?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-16346689636901424302013-01-06T04:06:00.002-08:002013-01-06T04:06:33.635-08:00Tips 2 dengan menggunakan kamera merk CANON<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Panduan ini akan menunjukkan kepada Anda </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">bagaimana untuk mendapatkan hasil maksimal dari kamera SLR Anda</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> dan memberi Anda kepercayaan diri untuk membawanya keluar dari modus otomatis dalam waktu singkat!</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-1.jpg" style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kiri: Canon T2i. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kanan: Nikon D40.</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Untuk memulai, mari kita meletakkan kamera Anda dalam </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Prioritas Aperture</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> mode atau </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Shutter Priority</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> mode. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Pada Canon, ini AV atau TV. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Pada Nikon, hal ini dapat direpresentasikan sebagai A atau S.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Fotografi Tutorial" border="0" class="aligncenter" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-2.jpg" style="clear: both; display: block; float: none; margin: 0px auto; padding: 0px;" /></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Aperture Prioritas</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Mari kita bicara sedikit tentang Aperture. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Pada kedua kamera di atas, aperture diatur ke 5.6.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Foto yang diambil dengan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> membiarkan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih banyak cahaya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , yang memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dalam situasi di mana ada </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">tidak banyak cahaya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> (seperti di dalam ruangan dan di malam hari).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sebuah aperture rendah juga akan memberikan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kedalaman dangkal lapangan</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kau tahu, foto-foto di mana satu hal dalam fokus dan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">latar belakang yang kabur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> ?</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/new-pictures/five-things.html" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-3.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><a href="http://www.amazon.com/Canon-50mm-1-8-Camera-Lens/dp/B00007E7JU?&ref=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 50mm f/1.8</span></span></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f/1.8 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/200 sec </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 800</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam foto di atas, aperture ditetapkan untuk 1,8, sebuah </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Salah satu anting-anting adalah dalam fokus, sisanya kabur.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/tag/nyc-trip" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Top of Rock NYC Skyline" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/08/top-of-the-rock-nyc-1.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><a href="http://www.amazon.com/gp/product/B00009R6WT?tag=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 24-70mm f/2.8</span></span></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f/16 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/60 detik </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 100</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam gambar ini, aperture ditetapkan untuk 16, sebuah </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture yang tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , sehingga </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">segalanya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> berada dalam fokus. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Namun, ketika Anda mengambil gambar dengan aperture yang tinggi, Anda perlu memiliki </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">banyak cahaya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , seperti di luar siang hari.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Catatan</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> : Tergantung pada apa lensa yang Anda miliki, Anda mungkin tidak dapat mengatur aperture Anda jauh lebih rendah dari 3,5. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dan pada 3,5, Anda mungkin tidak dapat mencapai banyak latar belakang kabur. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda suka tampilan latar belakang yang kabur, Anda mungkin mempertimbangkan membeli lensa dengan </span></span><a href="http://www.amazon.com/Canon-50mm-1-8-Camera-Lens/dp/B00007E7JU?&ref=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank">aperture yang rendah</a><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Sekarang Anda mencoba!</strong></em></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Putar tombol pada kamera Anda sehingga Anda memotret di </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">mode Prioritas Apertur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti bahwa </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> akan mengatur Aperture, dan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kamera</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> akan secara otomatis menyesuaikan kecepatan rana. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kamera akan mencoba untuk memberikan kecepatan rana yang tepat sehingga foto Anda ternyata </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">tepat</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> - tidak terlalu terang, tidak terlalu gelap.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Set aperture Anda</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam kebanyakan kasus, Anda dapat mengubah aperture dengan memutar dial hitam yang kecil di atas kamera, tetapi periksa petunjuk jika Anda tidak dapat menemukannya.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Set ke </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> jika Anda ingin latar belakang yang kabur, atau </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> jika Anda ingin semuanya berada dalam fokus.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-4.jpg" style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kiri: Canon XSi. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kanan: Nikon D40.</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Lihatlah pada layar LCD kamera Anda untuk grid yang terlihat seperti gambar di atas. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu Anda </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">eksposur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Eksposur menentukan jika gambar terlalu terang atau terlalu gelap. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Biasanya kalau sudah diatur ke 0, itu </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">tepat</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam mode Aperture Priority, maka akan selalu tinggal di 0 kecuali Anda secara khusus kirim untuk bergerak. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(Periksa manual untuk pengaturan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">exposure compensation</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .) Jika Anda mengatakan itu untuk bergerak </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(di sebelah kanan dari 0) gambar akan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih cerah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda mengatakan itu bergerak </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> (ke kiri dari 0), gambar akan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih gelap</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Cobalah mengambil beberapa gambar dalam mode Aperture Priority dengan eksposur set ke 0. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika gambar perlu lebih cerah, gerakkan ekspos ke sebuah takik yang tepat sedikit, sampai terlihat tepat untuk Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya suka gambar terang, sehingga eksposur saya biasanya ditetapkan di atas 0! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">:)</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Fotografi Tutorial" border="0" class="aligncenter" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-2.jpg" style="clear: both; display: block; float: none; margin: 0px auto; padding: 0px;" /></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Catatan:</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> Pastikan untuk mengawasi pada </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kecepatan shutter</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> seperti yang Anda lakukan ini. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Lihat nomor 125 pada gambar di atas? </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Angka itu mewakili kecepatan rana. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sebagai aturan umum, Anda tidak benar-benar ingin membiarkan kecepatan rana mendapatkan di bawah 50, kecuali jika Anda memiliki tangan yang sangat stabil. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika kecepatan rana mendapat di bawah 50, kamera tidak bisa mengambil gambar cukup cepat untuk mengimbangi kegoyahan di tangan Anda, sehingga gambar akan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kabur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika kecepatan rana semakin rendah, coba gunakan tripod atau meja untuk kamera stabil, atau bersandar di dinding, kusen pintu, atau pohon untuk menenangkan diri.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda merasa sulit untuk mendapatkan kecepatan rana cukup tinggi ketika mencoba untuk mengambil gambar di dalam, Anda dapat mencoba mengatur ISO tinggi Anda ...</span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">2. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Mari kita bicara tentang ISO nyata cepat</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">The bagian bawah ISO (100-200), jumlah yang lebih kecil dari cahaya kamera Anda akan digunakan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jadi jika itu adalah hari yang cerah benar-benar cerah dan Anda mengambil gambar di luar, mengatur ISO Anda ke 100. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Semakin tinggi Anda menetapkan ISO, kamera Anda lebih banyak cahaya akan menggunakan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jadi jika Anda mencoba untuk mengambil gambar di dalam tanpa flash, dan membutuhkan lebih banyak cahaya, Anda dapat mencoba mengatur ISO ke 800 atau lebih tinggi untuk melihat apakah Anda bisa mendapatkan kecepatan rana cukup tinggi untuk tangan memegang kamera Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Hasil tangkapan dengan menggunakan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> adalah bahwa hal itu membuat gambar Anda cukup </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kasar</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , dan itu muncul benar-benar buruk dalam merah dan jeruk, jadi </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">saya selalu mencoba untuk menggunakan ISO serendah mungkin</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">3. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Shutter Prioritas</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sekarang memutar tombol pada kamera Anda sehingga Anda memotret di </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">modus Shutter Priority</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> akan menetapkan kecepatan rana, dan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kamera</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> akan menyesuaikan aperture. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Shutter speed adalah </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">seberapa cepat kamera merekam gambar</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/new-pictures/fall-scenes-from-our-hike-this-weekend.html" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2009/11/little-river-canyon-17.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.amazon.com/gp/product/B00009R6WT?tag=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 24-70mm f/2.8</span></span></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f / 8 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/4 sec </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 100</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam foto di atas, kecepatan rana ditetapkan untuk 4. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kecepatan rana lambat</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , memungkinkan saya untuk menangkap gerakan air. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sebuah tripod digunakan untuk mengambil foto ini.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/category/miley-and-howie/" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/06/boston-terriers-attack-7.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.amazon.com/Canon-70-200mm-Telephoto-Zoom-Cameras/dp/B000053HH5?tag=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 70-200mm f/4L</span></span></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f / 8 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/640 sec </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 200</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam foto ini, kecepatan rana ditetapkan untuk 640. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">kecepatan rana</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , memungkinkan saya untuk menghentikan saya boston terrier (dan air!) di tengah jalan!</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Untuk mengubah kecepatan rana Anda, Anda mungkin akan menggunakan dial hitam yang sama kecil yang digunakan untuk mengubah aperture Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Bila diatur dalam mode Shutter Priority, dial akan mengontrol kecepatan rana Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Putar ke kiri untuk kecepatan rana lebih lambat dan ke kanan untuk yang lebih cepat. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya biasanya menjaga kecepatan rana saya sekitar 125 saat mengambil foto dari sesuatu yang akan menjadi relatif masih. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika ada gerakan, Anda mungkin ingin pergi lebih tinggi.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Catatan:</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> Pastikan untuk mengawasi pada </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">aperture</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> sebagai perubahan Anda kecepatan rana Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika nomor aperture Anda mulai </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">berkedip</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , itu berarti bahwa kecepatan rana Anda pilih </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> atau </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> untuk benar mengekspos gambar.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika itu </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , yang berarti Anda </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">tidak memiliki cukup cahaya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , dan aperture tidak bisa pergi lebih rendah untuk memungkinkan lebih banyak cahaya dan gambar Anda akan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu gelap</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda perlu </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">menurunkan</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> kecepatan rana Anda sampai jumlah aperture berhenti berkedip. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti gambar akan benar terbuka lagi. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(Anda juga dapat mencoba meningkatkan ISO Anda untuk kompensasi.)</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dalam kasus yang jarang terjadi, kecepatan rana Anda mungkin </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu rendah</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> (katakanlah Anda mencoba untuk mengambil gambar air terjun dalam terang sinar matahari). </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti Anda memiliki </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu banyak cahaya</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , dan gambar Anda akan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">terlalu terang</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda perlu mengatur kecepatan rana Anda </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">lebih tinggi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> sampai jumlah aperture berhenti berkedip untuk gambar yang akan benar terbuka. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(Anda juga dapat mencoba menurunkan ISO Anda untuk kompensasi.)</span></span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">4. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Fokus</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/new-pictures/five-things.html" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/07/colorful-thread.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.amazon.com/Canon-85mm-Medium-Telephoto-Cameras/dp/B00007GQLU?&ref=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 85mm f/1.8</span></span></a><a href="" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px;"></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f/1.8 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/250 detik </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 400</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda mengalami kesulitan mendapatkan kamera Anda untuk fokus pada </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">apa yang Anda inginkan untuk fokus pada</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , Anda mungkin ingin mengambil melihat pada </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Seleksi AF</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda menembak dengan aperture yang rendah, terkadang hal ini bisa menjadi masalah yang nyata. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Apakah Anda pernah mengambil gambar dan kamera difokuskan pada latar belakang, dan bukan subjek?</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Periksa manual tentang cara untuk mengatur </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">area AF</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> atau Auto-Focus Area. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika kamera Anda diatur ke " </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">auto seleksi</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> ", kamera Anda akan mencoba untuk" menebak "apa yang Anda coba untuk fokus pada, dan secara otomatis memilih apa yang dianggapnya yang Anda inginkan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya mendapatkan banyak out-of-focus tembakan seperti itu! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kadang-kadang saya ingin mengubah kamera saya untuk " </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Seleksi Titik manual</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> ". </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti kamera akan selalu fokus pada satu tempat. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya set mine untuk fokus tepat di tengah, tetapi Anda dapat mengubahnya ke titik manapun, mana yang Anda merasa paling nyaman dengan.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Bila diatur ke </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">titik Seleksi manual</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , kamera Anda akan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">selalu fokus dalam satu tempat</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Jika Anda menekan tombol rana setengah dan melihat melalui jendela bidik, titik fokus yang Anda pilih harus menyoroti, dan Anda mungkin akan mendengar lensa fokus Anda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu berarti lensa Anda terfokus pada satu tempat. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sekarang kadang-kadang, hanya karena itu terfokus dalam satu tempat, tidak berarti gambar dibingkai persis bagaimana Anda inginkan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Terus tombol rana ditekan setengah dan memindahkan kamera Anda sampai gambar dibingkai dengan cara yang Anda inginkan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(Hanya tidak bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari subjek :)!) Kemudian tekan tombol rana sisa cara untuk mengambil pic. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dengan latihan Anda akan dapat melakukan hal ini sangat cepat, dan Anda akan selalu tahu persis apa yang Anda berfokus pada.</span></span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">5. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Modus manual!</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda hampir ada! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dapatkan banyak penembakan praktek dalam </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Prioritas Aperture</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> dan </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Shutter Priority</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Beberapa orang akan mengatakan bahwa modus Prioritas Aperture adalah lebih baik daripada mode Prioritas Rana dan Anda tidak harus menggunakan Prioritas Shutter. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya tidak setuju-mereka berdua ada karena suatu alasan dan dapat sangat berguna dalam cara mereka sendiri dalam situasi yang berbeda. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Dengan latihan, Anda akan mempelajari situasi panggilan untuk yang mode pemotretan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Adalah bagus </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">blur background</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> atau </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">memiliki segalanya dalam fokus</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> yang lebih penting? </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Gunakan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Prioritas Aperture</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Apakah </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">menangkap kecepatan</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> lebih penting? </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Gunakan </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Prioritas Shutter</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Setelah menguasai Prioritas Aperture Priority dan Shutter, itu tidak banyak lompatan untuk pergi ke Mode sepenuhnya manual! </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Untuk menembak dalam Manual</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> modus, putar dial di bagian atas kamera Anda ke M. Periksa manual Anda untuk melihat tombol kini menguasai Anda shutter speed dan aperture.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/09/photography-tutorial-4.jpg" style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span class="wp-caption-text" style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kiri: Canon XSi. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Kanan: Nikon D40.</span></span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Setelah semua praktek Anda dalam Prioritas Aperture dan Shutter Priority, Anda mungkin akrab dengan apa kecepatan rana dan lubang yang Anda inginkan. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sekarang Anda dapat menempatkan mereka bersama-sama! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Ketika mengubah kecepatan rana dan aperture, pastikan untuk mengawasi pada </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">eksposur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda biasanya ingin menyimpan ekspos kanan sekitar 0. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sekali lagi, sebagian besar waktu, aku terus tambang antara 0 dan 1 karena aku suka gambar yang lebih cerah. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">:)</span></span></div>
<div style="font-family: georgia; font-size: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">6. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Rekomendasi</span></span></strong></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Sejumlah kecepatan rana dan apertures akan membuat Anda "benar" paparan dari 0. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Mana yang harus Anda gunakan? </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Buku </span></span><a href="http://www.amazon.com/gp/product/0817463003?&camp=212361&linkCode=wey&tag=kevinandamanda-20&creative=380737" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;">Memahami Exposure</a><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> oleh Bryan Peterson adalah sumber daya yang besar. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Setelah Anda telah menguasai Prioritas Aperture dan Shutter mode Prioritas, mendapatkan buku ini dan membacanya halaman demi halaman. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Ini memberi saya pemahaman yang lebih dalam kamera dan fotografi SLR, dan menjelaskan segala sesuatu dalam kata-kata kecil yang saya bisa mengerti! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Hal ini juga memberi analogi kehidupan nyata yang hanya membuat hal yang saya dengar sebelumnya, </span></span><em style="margin: 0px; padding: 0px;">tetapi belum dipahami</em><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> , * klik *. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya melihat peningkatan secara keseluruhan dalam fotografi saya dari hari pertama.</span></span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;">Salah satu saya </span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">semua-waktu favorit lensa</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> adalah </span><a href="http://www.amazon.com/gp/product/B00007E7JU?&camp=212361&linkCode=wey&tag=kevinandamanda-20&creative=380737" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;">lensa Canon EF 50mm f/1.8</a><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> . </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Ini adalah </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">perdana</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> lensa, yang berarti tidak memperbesar dan keluar sama sekali. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Ini sulit bagi saya untuk mengerti sampai aku lensa pertama utama saya. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Tapi itu tidak bergerak sama sekali! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">:) Jika Anda ingin memperbesar atau zoom out pada subjek Anda, Anda harus bergerak lebih dekat atau lebih jauh dengan kaki Anda! </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">:) Ini adalah lensa yang bagus untuk mengambil gambar di dalam ruangan, karena aperture rendah (1,8) akan membiarkan dalam banyak cahaya. </span><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Aperture rendah juga akan memberikan indah </span></span><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">latar belakang kabur</strong><span style="margin: 0px; padding: 0px;"> .</span></div>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; padding: 0px;">
<a href="http://www.kevinandamanda.com/whatsnew/tag/l-a-trip" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><img alt="Fotografi Tutorial" border="0" src="http://kevinandamanda.com/whatsnew/wp-content/uploads/2010/05/LA-trip-2010-29.jpg" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" /></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><a href="http://www.amazon.com/gp/product/B00009R6WT?tag=kevinandamanda-20" style="color: #ff6f22; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: initial;" target="_blank"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">Canon 24-70mm f/2.8</span></span></a><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">f / 8 </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">1/500 detik </span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;">ISO 100</span></span></span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-86123990354441045552013-01-06T03:54:00.003-08:002013-01-06T03:54:19.604-08:00Tips 1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<h2 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: small;"><span style="text-decoration: underline;">Belajar fotografi</span> bisa menggunakan kamera apa saja. Dalam belajar tidak diberikan persyaratan khusus harus menggunakan kamera tertentu. Untuk diketahui, saat ini banyak sekali jenis-jenis kamera yang bisa digunakan untuk belajar. Seperti kamera analog, kamera saku digital, kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) bahkan menggunakan kamera dalam telepon seluler bisa digunakan untuk belajar. Hanya saja kamera DSLR lebih banyak difavoritkan karena lebih banyak fitur atau kelebihan kamera yang bisa dimanfaatkan. Tetapi tidak jarang kamera DSLR digunakan agar lebih terlihat lebih gaya dibandingkan orang lain. Jika memiliki kamera jenis ini alangkah lebih baik jika benar-benar dimanfaatkan dengan baik. <span style="text-decoration: underline;">Belajar fotografi</span>pun tentu saja bisa menggunakan kamera DSLR.<br /><span style="text-decoration: underline;">Belajar fotografi</span> menggunakan kamera DSLR ada tiga hal yang harus dipelajari dan dipahami agar lebih cepat dalam menggunakan kemara DSLR. Tiga hal tersebut antara lain, :</span><ul style="background-color: white; color: #333333; list-style-type: none; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px 5px; text-align: justify;">
<li style="background-image: url(http://belajarphotography.com/wp-content/themes/virtacb/images/check2.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #005dba; padding: 10px 5px 10px 50px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: small;">Shutter speed, bisa dipahami sebagai kecepatan dalam membidik sebuah obyek. Ada beberapa shutter speed yang bisa ditemui dalam DSLR. Seperti bulp yang ditentukan oleh kecepatan jari kita saat menekan shutter pada kamera, slow speed yang biasa digunakan pada saat kondisi obyek sangat minim cahaya, serta fast speed digunakan pada obyek yang penuh cahaya dan memiliki kecepatan tinggi.</span></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; color: #333333; list-style-type: none; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px 5px; text-align: justify;">
<li style="background-image: url(http://belajarphotography.com/wp-content/themes/virtacb/images/check2.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #005dba; padding: 10px 5px 10px 50px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: small;">Aperture atau diafragma, bisa dipahami sebagai komponen lensa yang memiliki tugas untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam kamera.</span></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; color: #333333; list-style-type: none; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px 5px; text-align: justify;">
<li style="background-image: url(http://belajarphotography.com/wp-content/themes/virtacb/images/check2.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #005dba; padding: 10px 5px 10px 50px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: small;">ISO (International Standard Organization), bisa dipahami sebagai tingkat kepekaan kamera terhadap cahaya. ISO memiliki peranan dalam fotografi, semakin tinggi ISO yang digunakan maka semakin besar pula kepekaan kamera terhadap cahaya. Yang perlu diingat dalam penggunaan ISO, saat semakin tinggi ISO yang digunakan maka semakin tinggi pula tingkat noise yang dihasilkan. Sehingga harus tepat dalam menerapkan ISO yang digunakan pada saat <span style="text-decoration: underline;">belajar fotografi</span>.</span></li>
</ul>
</h2>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #333333; text-align: justify;">
<br /></h2>
<ul style="background-color: white; color: #333333; list-style-type: none; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px 5px; text-align: justify;">
</ul>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8190830003946709010.post-4595354504625635962013-01-05T16:44:00.001-08:002013-01-05T16:44:58.787-08:00tips merekam video dengan kamera DSLR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div id="aim12656186082903803208" style="background-color: white; color: #454545; line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />Nah, beberapa tahun terakhir ini muncul model kamera DSLR yang mampu merekam video, FULL HD lagi. Jadi kali ini saya akan memberikan tips-tips untuk merekam video dengan DSLR.<br /><a href="" name="more" style="color: #3f5c10; text-decoration: underline;"></a><br />Mungkin 2 tahun lalu masih janggal ya melihat orang menenteng DSLR tapi malah merekam video namun sekarang sepertinya itu sudah pemandangan biasa. Bahkan rumah-rumah produksi pun sudah menggunakan kamera DSLR untuk membuat video klip.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4DRnfatnAlGUSpqRGLXL0Sfy1oJcEhAeMeaRMe28YLaGwq818HMQydEQGhAEnYsgHyTgPQzPPxgLE3ZQHi3NJjkJIGShTSb4ZyK99nvTx1rPTTb2xXjc30YfxhpLeXJutp858mMhUFzo/s1600/canon-eos-600d.jpg" style="color: #3f5c10;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5629827494223696338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4DRnfatnAlGUSpqRGLXL0Sfy1oJcEhAeMeaRMe28YLaGwq818HMQydEQGhAEnYsgHyTgPQzPPxgLE3ZQHi3NJjkJIGShTSb4ZyK99nvTx1rPTTb2xXjc30YfxhpLeXJutp858mMhUFzo/s400/canon-eos-600d.jpg" style="border: none; cursor: pointer; height: 300px; width: 400px;" /></a><br /><br />Berikut tips-tips yang perlu anda ketahui seputar merekam video dengan kamera DSLR:<br />1. Sediakan media penyimpanan tambahan<br />4GB memory card anda akan terasa sangat kecil kalau digunakan untuk merekam video. Ada baiknya sediakan memory card tambahan atau harddisk external untuk menyimpan hasil rekaman<br /><br />2. Atur settingan sesuai kebutuhan<br />Jika anda ingin membuat video dalam resolusi standard (SD) maka aturlah video ke resolusi itu. Jika anda set ke resolusi HD, maka itu akan menyusahkan saja karena harus convert ulang ke resolusi SD, dan pastinya lebih boros memori<br /><br />3. Sediakan batere cadangan<br />Ketika berada pada mode video, kamera DSLR pastinya lebih menguras daya batere. Jadi batere cadangan mutlak diperlukan disini.. :D<br /><br />4. Perhatikan settingan framerate<br />Semakin besar framerate memang akan membuat gerakan di video halus. Tapi hal itu juga memperbesar ukuran file. Di indonesia, kita gunakan standard PAL jadi video tersebut bagusnya di set ke 25 fps.<br /><br />5. Perhatikan durasi rekaman, jangan terlalu lama</span></div>
<ins style="background-color: white; border: none; color: #454545; display: inline-table; height: 250px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; text-align: justify; visibility: visible; width: 300px;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><ins style="border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="http://p1.adhitzads.com/50e8c6a9ca2a0855095676dblog-tutorial-menarik.blogspot.com103573" style="border-style: none; filter: none; height: 250px; left: 0px; opacity: 1; position: absolute; top: 0px; width: 300px;" vspace="0" width="300"></iframe>Kamera DSLR memiliki sensor image yang sangat peka panas. Jika sensor ini sudah mencapai temperatur tertentu, maka akan di shutdown otomatis oleh kamera untuk melindungi sensor dari kerusakan. Usahakan untuk merekam maksimal 10 menit untuk 1 file video.</ins><ins style="border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;">Dari sifatnya ini, maka kamera DSLR sangat pantang digunakan untuk merekam live event, yang mengharuskan kamera ON terus berjam-jam lamanya.</ins></span></ins><div id="aim22656186082903803208" style="background-color: white; color: #454545; line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />6. Perhatikan goyangan (shake) pada video<br />Kamera DSLR sangat rawan akan shaking pada rekaman videonya. Untuk meminimalisir goyangan, anda bisa menggunakan beberapa alat berikut ini:<br /><br />Tripod kamera<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjZfi9DPlmqNcaXdytqNRa4Cdpy6jypAWHBZQ8x39xddVBAi7Hariaml-pPxWC9g41KI1Uj8Gm4exchadJwz0KciUqXhZR4Fa4vxlHB6JR_6LR9LXZBJcnlbK0zKu5Q0o7t7xftJ6uZFE/s1600/tripod-stand.jpg" style="color: #3f5c10;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5629832947093022850" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjZfi9DPlmqNcaXdytqNRa4Cdpy6jypAWHBZQ8x39xddVBAi7Hariaml-pPxWC9g41KI1Uj8Gm4exchadJwz0KciUqXhZR4Fa4vxlHB6JR_6LR9LXZBJcnlbK0zKu5Q0o7t7xftJ6uZFE/s400/tripod-stand.jpg" style="border: none; cursor: pointer; height: 360px; width: 400px;" /></a><br /><br />Monopod "kaki ayam"<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5F75AsKzqWHidySt9URJxzaau5BnscmSKJyimfQtHraPY-rQC4X1upsaayF1Lh6QPGSIsMIeVQ2oM7OjIr2mkQAc8AUKd7JC5GKQLg8FGLCpJJewru9rqBqnrYQebrygyYWacpcQGXjs/s1600/manfrotto-560b-monopod-lrg.jpg" style="color: #3f5c10;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5629832941317316978" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5F75AsKzqWHidySt9URJxzaau5BnscmSKJyimfQtHraPY-rQC4X1upsaayF1Lh6QPGSIsMIeVQ2oM7OjIr2mkQAc8AUKd7JC5GKQLg8FGLCpJJewru9rqBqnrYQebrygyYWacpcQGXjs/s400/manfrotto-560b-monopod-lrg.jpg" style="border: none; cursor: pointer; height: 300px; width: 300px;" /></a><br /><br />Steadicam merlin<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7b0-9f3LEcGvISDur4WFf9cYhwup5O8V3_BAwMDBpj3hVio5oocxRyKpAvnInlAvwqCJB8t5nxDnOQw7CyiVFHUKd9LRWrPHN6PDnkGZLZrMnjf17PDGRe5EOAxsh3vZt-I4E5_0_XeY/s1600/SmoothieR+Rear+View_72.jpg" style="color: #3f5c10;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5629832941486637474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7b0-9f3LEcGvISDur4WFf9cYhwup5O8V3_BAwMDBpj3hVio5oocxRyKpAvnInlAvwqCJB8t5nxDnOQw7CyiVFHUKd9LRWrPHN6PDnkGZLZrMnjf17PDGRe5EOAxsh3vZt-I4E5_0_XeY/s400/SmoothieR+Rear+View_72.jpg" style="border: none; cursor: pointer; height: 400px; width: 247px;" /></a><br /><br />Glidercam<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUHKmk1MAhV2-LNEZDFUARHSfxcu0Zvcz9-qve9tF6GBVGZTNzYbSY2D6TZGPQ2t1vcJQXtDq70ZEyEkTPwj8Wl7tO5lvxJ27zuGrUgf-nDxj89QeWYnjQTdbey6_dPB0-QdSHA4DuVc/s1600/glidecam-hd2000.jpg" style="color: #3f5c10;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5629832938575752626" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUHKmk1MAhV2-LNEZDFUARHSfxcu0Zvcz9-qve9tF6GBVGZTNzYbSY2D6TZGPQ2t1vcJQXtDq70ZEyEkTPwj8Wl7tO5lvxJ27zuGrUgf-nDxj89QeWYnjQTdbey6_dPB0-QdSHA4DuVc/s400/glidecam-hd2000.jpg" style="border: none; cursor: pointer; height: 400px; width: 267px;" /></a><br /><br />Jika video rekaman anda terlanjur goyang, anda bisa membaca postingan saya sebelumnya, memperbaiki rekaman video yang goyang</span></div>
<div id="aim22656186082903803208" style="background-color: white; color: #454545; line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">nah itu mungkin sedikit tentang penggunaan DSLR untuk merekam video. teman2 yang mempunyai kamera DSLR bisa mencobanya sendiri untuk membuat dan menghasilkan video yang berkualitas menurut teman2 ;)</span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15115624225372547476noreply@blogger.com0